Selasa, 02 September 2008

Masi kanak-kanak?

Masa-masa SMA ini, gue dapet banyaakkkk banget maslah.

Dan setelah gue ngelewatinnya, gue pikir gue dah lebih banyak belajar

Sehingga jadi lebih dewasa

Terbukti,

Dari gue udah berani bilang “tidak” walaupun dikit-dikit,

Udah berani ninggalin perbuatan yang engga baik walaupun resikonya besar.

Tapi ternyata,

Menurut orang yang begitu berarti dalam hidup gue ,

“Kamu itu fisiknya aja yang Dewasa.Tapi pikiran kamu ini, sifat kamu,

Masih kekanak-kanakan tau ga”

Loh?

Setelah gue renungin, ternyata dy bener

Mungkin keliatannya lebih kuat

Tapi sebetulnya,

Jadi lebih egois,

Sensitive,

Dan lebih kasar

Dan bukannya untuk ngebela diri ya,

Keadaanlah yang membuat gue berubah.

Walaupun itu bukan alasan satu-satunya.

Tapi tetep aja,

Semua berawal dari satu masalah!!

eeeuuuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

Kapan ya gue ga egois lagi?

Kapan ya gue bisa ga dikit-dikit nangis?

Kapan ya gue ga nyakitin hati orang lain lagi?

Kapan ya gue bisa nerima pendapat orang lain yang benar,

Dan nerima kalo pendapat yang gue perjuangin itu salah?

“kamu itu jadi orang jangan terlalu idealis. Berpegang pada ideology yang salah”

“hidup aja seperti air yang mengalir.Ikuti arusnya. “

Dear,

Mmaaakkkaasssihhh……..banyak.

Tapi coba deh,

Dimana letak kesalahannya?

Gue ga punya ideology apapun

Dan,

“ikuti arusnya”

Oke.

Kalau arus itu ke kanan, apa kita harus belok ke kanan juga?

Kalau arus itu ke kiri, apa kita harus ke kiri juga?

Dan kalau arus itu tersendat, karena banyak sampah (misal:kalimalang)

Apa kita juga harus ikut tersendat?

Lalu, gimana kalau kita melawan arus dan balik lagi ke hulu, ke awal?

Memang iya kalau kita mengikuti arus kita akan sampai ke tujuan, ke hilir.

Tapi apa salahnya dengan memulai dari awal?

Siapa tahu dengan ambil start lagi, mundur lagi sejenak,

Kita jadi lebih matang untuk melanjutkan perjalanan kan?

Ada yang salah dengan

“hidup seperti air yang mengalir”

Ayo, kita mulai dari AWAL.

Untuk TUJUAN AKHIR kita.

Comments :

0 komentar to “ Masi kanak-kanak? ”

Posting Komentar